Waduk Nusa Dua Perlu Dikeruk Sebagai Antisipasi Banjir di Bali Menurut Menteri PU

Daftar isi:
DENPASAR – Menteri Pekerjaan Umum meninjau waduk muara Nusa Dua yang terletak di aliran Sungai Tukad Badung pada Sabtu sore. Peninjauan ini dilakukan setelah banjir besar melanda Pulau Bali bulan ini dan menjadi salah satu penyebab utama bencana tersebut.
Dalam pernyataannya, Menteri Dody menekankan pentingnya perhatian terhadap masalah tumpukan sampah di waduk. Dia menjelaskan bahwa akumulasi sampah yang signifikan menjadi salah satu faktor pemicu banjir besar yang terjadi, disertai dengan hujan lebat dan pasang air laut.
“Ini adalah salah satu penyebab bencana yang terjadi. Dalam kondisi seperti ini, banyak masalah datang bersamaan,” tegasnya, menyoroti perlunya solusi segera.
Menteri Dody juga menunjukkan bahwa ketinggian air di waduk muara Nusa Dua sudah sangat mengkhawatirkan. Dia mengungkapkan bahwa sedimentasi yang terjadi di waduk tersebut sudah sangat tinggi dan memerlukan penanganan segera.
“Sedimentasi yang tinggi ini menunjukkan bahwa kita perlu mengeruk waduk agar bisa berfungsi dengan baik,” ungkap Dody. Dia menambahkan bahwa jika penanganan tidak segera dilakukan, banjir akan terus mengancam masyarakat Bali.
Pentingnya Penanganan Segera Terhadap Sampah di Waduk
Panjang dan lebar waduk muara Nusa Dua membuatnya rentan terhadap penumpukan sampah. Sumber-sumber limbah yang tidak terkelola dengan baik menyebabkan banjir dan dampak serius bagi masyarakat setempat.
Dody juga mengingatkan bahwa pengerukan waduk bukanlah tugas mudah. Ada ratusan ribu kubik sedimen yang harus dikelola, dan hal ini memerlukan diskusi dengan pihak terkait untuk menentukan lokasi pembuangan yang tepat.
“Kita harus memastikan bahwa proses ini tidak merusak lingkungan. Diskusi dengan pemangku kepentingan sangat penting untuk mengetahui langkah-langkah selanjutnya,” lanjutnya.
Pengerukan terakhir kali dilakukan pada tahun 2019, dan Dody menegaskan bahwa kegiatan ini perlu dilakukan secara berkala untuk mencegah terulangnya banjir. Dia berharap dengan tindakan yang tepat, situasi ini dapat diatasi.”Tugas ini memerlukan kerja sama yang solid dari semua pihak,” ujarnya.
Pengerukan tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi diperlukan pemeliharaan sungai secara rutin agar tidak terulang masalah yang sama. Dody berharap agar masyarakat lebih sadar dan tidak membuang sampah ke sungai.
Rekomendasi dan Solusi Berkelanjutan untuk Mengatasi Masalah Lingkungan
Dalam upaya penanganan lebih lanjut, Menteri juga menyarankan agar pemerintah daerah mengikuti perkembangan dan mendapatkan masukan dari ahli lingkungan. Ini penting agar langkah-langkah yang diambil tidak mengancam kelestarian lingkungan.
Untuk sementara, banyak sampah di waduk harus segera diangkut dan dibuang dengan benar. Menteri menekankan perlunya penggunaan tempat pembuangan akhir (TPA) yang ada untuk menangani limbah tersebut dengan efisien.
“Sementara ini, segala sampah harus dibawa ke lokasi yang aman seperti di TPA Suwung,” jelasnya. Pengangkutan ini diharapkan bisa berlangsung sampai bulan Desember 2025.
Dody mengungkapkan, dari hasil pengerukan yang dilakukan, ditemukan banyak pasir, dan saat ini pihaknya sedang mencari solusi pembuangannya. Dia juga menegaskan pentingnya proses pengangkutan berlangsung tanpa mengganggu pengerukan yang sedang berlangsung.
“Ratusan ribu kubik sedimen akan memerlukan waktu yang lama untuk dikeruk. Kami berharap bisa menyelesaikan ini dalam waktu yang memadai,” katanya dengan optimis.
Peran Penting Pemerintah dan Komunitas dalam Penanggulangan Banjir
Balai Wilayah Sungai (BWS) baru-baru ini melaporkan telah membuang 60 ton sampah setiap hari dari waduk dan area sekitarnya. Menteri Dody menyebutkan bahwa pengelolaan limbah ini melibatkan 12 truk setiap hari untuk memastikan lingkungan tetap bersih.
“Kami berupaya maksimal agar kejadian banjir tidak terulang. Semua sumber daya yang ada akan dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ini,” ujarnya. Pendekatan proaktif ini diharapkan dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan di Bali.
Koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dan pusat sangat penting. Dalam hal ini, Dody berencana untuk terus berdiskusi dengan gubernur agar tindakan yang diambil selaras dengan kebutuhan masyarakat.
Masalah banjir ini tidak bisa hanya diselesaikan oleh pemerintah, tetapi juga memerlukan kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat. Dody berharap masyarakat di sekitarnya bisa lebih bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Sebelumnya, bencana banjir di Bali menyebabkan 18 orang meninggal dunia. Data dari BPBD Provinsi Bali mencatat bahwa banyaknya korban jiwa ini harus menjadi pelajaran penting agar langkah-langkah pencegahan diambil secara serius dan cepat.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now