Panas Purbaya dan Mangkubumi Bertarung, Tedjowulan Merasa Terjebak
Daftar isi:
Dua anak dari Sri Susuhunan Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan (SISKS) Pakubuwono XIII kini terlibat dalam persaingan sengit untuk klaim takhta Keraton Surakarta setelah kepergian ayah mereka pada 2 November. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram, atau biasa dikenal sebagai Gusti Purbaya, dan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi alias Mangkubumi mewakili dua sisi dari dinamika keluarga yang kompleks ini.
Gusti Purbaya, yang merupakan anak bungsu dari permaisuri GKR Pakubuwana, telah mendeklarasikan dirinya sebagai penerus takhta Keraton Surakarta beberapa hari setelah meninggalnya ayahnya. Di sisi lain, Mangkubumi, yang merupakan anak sulung dari istri kedua, KRAy Winari Sri Haryani, telah dinyatakan sebagai Pangeran Pati dalam rapat penting di keraton.
Industri keraton Indonesia memang sering kali dipenuhi dengan intrik dan persaingan, dan kasus ini menggarisbawahi bagaimana perbedaan generasi dan hubungan antar anggota keluarga mempengaruhi kekuasaan. Dalam konteks ini, kedua pihak saling berusaha untuk mendapatkan legitimasi atas klaim mereka demi masa depan keraton yang dijunjung tinggi.
Akar Konflik Dalam Lingkungan Keraton Surakarta
Saat membahas konflik pewarisan takhta, memahami akar permasalahan dalam lingkungan keraton Surakarta menjadi krusial. Persaingan antara Gusti Purbaya dan Mangkubumi melibatkan berbagai aspek, termasuk tradisi dan hak-hak yang diwariskan. Masing-masing pihak merasa berhak berdasarkan garis keturunan.
Tradisi di lingkungan keraton sering kali menjadi rujukan ketika terjadi permasalahan seperti ini. Setiap anggota keluarga memiliki pandangannya masing-masing terkait siapa yang seharusnya meneruskan tradisi dan kekuasaan. Dalam hal ini, komunikasi dan konsensus keluarga sangat dibutuhkan untuk menghindari konflik yang lebih besar.
Namun, realitanya tidak selalu semudah itu. Seperti yang terlihat dalam proses penobatan, ada banyak elemen yang tidak dihadapi secara terbuka, menciptakan ketegangan yang berkepanjangan. Situasi ini memperlihatkan bagaimana ketidakpuasan dan ketegangan bisa muncul dari dinamika internal keluarga yang seharusnya harmonis.
Proses Penobatan Yang Menuai Kontroversi
Proses penobatan KGPH Hangabehi sebagai Pangeran Pati menimbulkan pro dan kontra di dalam keluarga dan masyarakat. Meskipun terpilih dalam rapat yang dihadiri oleh beberapa anggota keluarga, banyak yang merasa proses tersebut tidak legitim. Ketidakhadiran sebagian besar adik-adik Pakubuwana XIII di rapat tersebut memperkuat pandangan bahwa keputusan diambil secara sepihak.
Pernyataan GKR Timoer Rumbay, kakak dari Gusti Purbaya, menyoroti pentingnya dialog antara anggota keluarga sebelum mengambil keputusan penting terkait pewarisan. Penyerbuan GKR Timoer ke dalam rapat menandai puncak ketidakpuasan ini dan menunjukkan betapa dalamnya dampak ketidakselarasan dalam keraton.
Dalam tradisi keraton, momen penobatan seharusnya menjadi ajang perayaan, bukan sebuah konfrontasi. Situasi yang terjadi memaksa banyak pihak untuk mempertanyakan otoritas dan legitimasi dari pengangkatan tersebut, sehingga menambah lapisan ketegangan yang sudah ada.
Reaksi Dan Rencana Ke Depan
Reaksi terhadap konflik ini variatif, dengan beberapa anggota keluarga tetap mendukung Gusti Purbaya dan menolak keputusan yang diambil oleh pihak lain. Ini menunjukkan bahwa akar konflik lebih dalam daripada sekadar perebutan kekuasaan; ini juga melibatkan perasaan pribadi dan rasa saling percaya di antara anggota keluarga.
Gusti Purbaya berencana untuk melanjutkan rencana pelantikannya pada tanggal 15 November, meskipun banyak yang meragukan keabsahan langkah tersebut. Penting bagi semua pihak untuk memahami bahwa meskipun satu pihak berhasil meraih kemenangan sementara, ketidakpuasan yang mendalam bisa membawa dampak jangka panjang bagi stabilitas Keraton Surakarta.
Situasi di dalam keraton menjadi pengingat bahwa meski berlandaskan tradisi dan garis keturunan, dukungan dari seluruh anggota keluarga tetap diperlukan untuk mencapai konsensus. Ketidakcocokan dan saling tuding hanya akan mengarah pada keretakan yang lebih besar.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now








