TNI Bantah Pungli Pria Kembali Pinjam Mobil untuk Bantuan Banjir di Sumut
Daftar isi:
Sebuah peristiwa menarik terjadi ketika seorang pria merekam dan membagikan video yang mengungkapkan pengalaman tak terduga saat berusaha meminjam mobil dinas untuk mengangkut bantuan logistik kepada korban bencana. Video tersebut menjadi viral di media sosial dan memicu diskusi yang hangat di kalangan publik. Dalam video itu, pria tersebut mengklaim diminta uang Rp2 juta oleh pihak tertentu saat berupaya mendapatkan mobil dari instansi militer.
Di dalam video yang diunggah di akun Instagram, pria tersebut menjelaskan niatnya untuk meminjam kendaraan dari Kodim. Rencananya, mobil tersebut akan digunakan untuk mengantarkan logistik ke kawasan yang terkena dampak bencana di Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, yang dilanda banjir besar baru-baru ini.
“Oke, aku mau kasih informasi ya kemarin itu kami mau minta bantuan sama Kodim, mau minta mobil kavaleri buat antar logistik ke Brandan,” kata pria dengan nada penuh harapan. Namun, harapannya berujung pada permintaan uang yang tidak terduga tersebut.
Penyebaran Video dan Tanggapan Publik Terhadap Isu Pungli
Tak lama setelah video tersebut dipublikasikan, masyarakat mulai merespons. Banyak yang bersimpati dan mengutuk tindakan yang diduga merupakan pungutan liar. Reaksi beragam muncul, mulai dari dukungan kepada sang pria hingga kecaman terhadap instansi terkait yang dianggap tidak profesional. Video ini seolah membuka mata banyak orang akan praktik tidak etis yang mungkin terjadi di instansi pemerintah.
Pernyataan yang diberikan oleh pria tersebut juga menunjukkan rasa frustrasinya. Kesediannya untuk melakukan negosiasi demi mendapatkan kendaraan menunjukkan betapa sulitnya akses terhadap bantuan yang seharusnya dapat diperoleh dengan cepat dalam situasi darurat. Hal ini pun membawa momen refleksi bagi publik untuk segera beraksi membantu satu sama lain dalam menghadapi bencana.
Konfirmasi dari Kapuspen TNI, Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah, menambah kompleksitas isu ini. Dalam pernyataannya, ia membantah adanya pungutan liar yang dilakukan oleh prajuritnya. Freddy menekankan bahwa instansi TNI berkomitmen untuk melayani masyarakat dan akan menindak tegas pelanggaran yang terjadi.
Penegasan TNI tentang Integritas dan Tindakan Ternasuk Pungli
Freddy mengungkapkan bahwa setiap pengaduan dari masyarakat harus disertai bukti yang cukup untuk dapat ditindaklanjuti. Tindakannya ini menunjukkan komitmen TNI dalam menjaga integritas serta kredibilitas institusi. Masyarakat diminta untuk tidak ragu melaporkan setiap tindakan yang dianggap mencurigakan, tetapi dengan bukti yang jelas.
“Di tengah masa sulit ini, saya harap tidak ada tindakan provokatif dan disinformasi dari pihak-pihak tertentu,” pungkasnya. Ultimatum ini sangat penting untuk menjaga hubungan baik antara TNI dan masyarakat, serta untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi yang berada di garda depan dalam menghadapi bencana.
Amatan dari fenomena ini menunjukkan bahwa publik semakin peka terhadap praktik tidak etis. Hal ini penting untuk meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan bantuan logistik dan menjadikan setiap individu sadar akan hak-hak mereka. Masyarakat diharapkan dapat lebih kompak dan saling membantu tanpa melihat status atau posisi.
Permintaan Maaf dari Pria yang Memposting Video Tersebut
Di balik cerita tersebut, rupanya ada perkembangan lain yang menarik. Pria bernama Muhammad Asyaf yang mengunggah video tersebut akhirnya memberikan klarifikasi. Dalam sebuah video yang diunggahnya, ia meminta maaf kepada instansi TNI karena pernyataannya yang dianggap menyesatkan. Ia mengakui bahwa informasi sebelumnya berasal dari grup komunikasi relawan yang ia ikuti.
“Saya ingin mengklarifikasi bahwa saya mengunggah video pada tanggal 1 hari Senin, mengatakan bahwasanya saya salah berbicara terhadap instansi TNI. Saya ingin meminta maaf setulusnya tanpa paksaan instansi TNI,” ujar Asyaf dengan penyesalan yang mendalam.
Klarifikasi ini memberikan perspektif baru mengenai isu tersebut. Publik menjadi lebih memahami bahwa seringkali informasi dapat disalahartikan, sehingga penting untuk memverifikasi sebelum membagikannya. Keterbukaan dalam melakukan pengakuan salah merupakan langkah yang positif bagi setiap individu dalam membangun kepercayaan.
Dengan semakin banyaknya elemen masyarakat yang terlibat dalam penanganan bencana, baik formal maupun informal, kolaborasi menjadi kunci utama untuk memberikan bantuan secara efektif. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk instansi pemerintah, akan sangat berpengaruh dalam menyelamatkan banyak nyawa dan meringankan penderitaan masyarakat yang terkena dampak.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now








