Dua Tantangan Besar dalam Mewujudkan Keluarga Sejahtera di Indonesia
Daftar isi:
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, menyoroti dua isu utama terkait keluarga yang menjadi perhatian kementeriannya saat ini. Pertama adalah pengendalian kependudukan dan kedua adalah pembangunan keluarga, dua aspek yang saling terkait dalam mengatasi berbagai tantangan yang muncul di masyarakat.
Dari data yang diperoleh, angka total fertility rate (TFR) di Indonesia berada pada angka 2,1 anak per perempuan. Ini menandakan bahwa metode kontrasepsi telah berhasil menunjang pertumbuhan penduduk yang seimbang dan terencana.
Dalam acara GENTING Collaboration Summit pada 10 Desember 2025, Wihaji menegaskan pentingnya keberadaan bidan dan alat kontrasepsi demi menjaga stabilitas pertumbuhan penduduk. Hal ini menunjukkan adanya upaya yang solid dalam menjaga kesehatan reproduksi masyarakat.
Pengendalian Kependudukan dan Faktor Penunjangnya
Pengendalian kependudukan menjadi isu krusial yang perlu diselesaikan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Data terakhir menunjukkan bahwa TFR yang berada di angka 2,0 sampai 2,1 menunjukkan keberhasilan program pengendalian penduduk di Indonesia.
Selain pengelolaan fasilitas kesehatan, pendidikan tentang pentingnya kontrasepsi menjadi hal yang tidak kalah penting. Melalui pendidikan yang baik, masyarakat akan lebih sadar akan pilihan yang tersedia untuk mengatur pertumbuhan keluarga mereka.
Keberadaan tenaga medis, seperti bidan, juga sangat berperan dalam peningkatan kesadaran masyarakat. Bidan dapat memberikan informasi dan membantu masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pembangunan Keluarga dan Risiko Stunting
Aspek pembangunan keluarga menyangkut ketahanan keluarga yang juga tidak kalah penting. Wihaji mengungkapkan bahwa saat ini terdapat sekitar 8,6 juta keluarga yang termasuk dalam kategori keluarga risiko stunting (KRS).
Kasus stunting di Indonesia menjadi isu yang sangat mendesak karena dapat berdampak pada generasi masa depan. Tanpa penanganan yang tepat, prevalensi stunting dapat meningkat hingga 19,8 persen di Indonesia, sebuah angka yang sangat mengkhawatirkan.
Pemerintah berupaya untuk menekan jumlah kasus stunting dengan mengimplementasikan intervensi yang menyeluruh. Salah satu target yang dicanangkan adalah pengurangan satu juta kasus stunting per tahun hingga tahun 2025.
Peran Berbagai Pihak dalam Mencegah Stunting
Pentingnya kolaborasi antar berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga swasta, dalam menanggulangi masalah stunting tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan keterlibatan aktif semua elemen, upaya mencegah stunting bisa lebih efektif.
Dari perspektif medis, tingkat kesembuhan stunting tergolong rendah, hanya sekitar 20 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pencegahan lebih baik dibandingkan penanganan setelah kasus stunting terjadi.
Untuk mencapai target pengurangan stunting, pendekatan holistik diperlukan. Fokus tidak hanya pada penanganan kesehatan anak, tetapi juga pendidikan, gizi, dan dukungan bagi keluarga yang berisiko.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now








