Siswa SMP Grobogan Tewas Diduga Perundungan, KPAI: Sekolah Belum Aman

Daftar isi:
Korban bernama Angga, seorang pelajar, mengakui telah menjalani pengalaman yang menyakitkan karena perundungan dari teman-temannya. Kejadian tersebut terjadi pada 28 Agustus 2025, menciptakan dampak emosional yang mendalam bagi dirinya dan keluarganya.
Keluarganya, terutama neneknya, merasakan beban berat setelah menyaksikan penderitaan yang dialami Angga. Neneknya bahkan mengambil langkah untuk melaporkan masalah ini ke pihak sekolah agar mendapatkan perhatian yang serius.
Menelusuri Kronologi Kasus Perundungan yang Mengguncang
Perundungan yang dialami Angga bukanlah kejadian isolasi, melainkan bagian dari masalah yang lebih besar yang sering dihadapi oleh pelajar. Ketika neneknya melaporkan kejadian tersebut, pihak SMPN 1 Geyer segera merespons dengan melakukan mediasi.
Pihak sekolah menegaskan bahwa mereka tidak menutup mata terhadap masalah ini. Kepala SMPN 1 Geyer, Sukatno, menyampaikan bahwa upaya bimbingan kepada pelaku sudah dilakukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
Pelaku, yang juga merupakan teman sekelas Angga, telah diberi perhatian dan dibimbing agar mengerti dampak dari tindakan yang telah dilakukannya. Sukatno mengungkapkan bahwa sudut pandang pelaku dan yang bukan pelaku dalam masalah ini berbeda.
Perspektif Keluarga dan Tuntutan Keadilan
Setelah kejadian yang mengakibatkan Angga meninggal dunia, pihak keluarga merasa sangat kehilangan dan terpukul. Sawendra, sebagai orangtua korban, mendesak agar pihak kepolisian berinisiatif untuk menangani kasus ini dengan profesional.
Bukti fakta bahwa sudah ada laporan perundungan dari Angga sebelum kejadian tragis ini menambah rasa sesal di hati keluarga. Sawendra menekankan pentingnya keadilan dan tanggung jawab dari pihak sekolah untuk mengawasi murid-muridnya dengan baik.
Ia berharap bahwa hukum bisa ditegakkan dengan sebaik-baiknya agar para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal dengan tindakan mereka. Kejadian semacam ini tidak hanya menyangkut satu nyawa, tetapi juga dampaknya terhadap banyak orang di sekitarnya.
Pengawasan di Sekolah dan Tanggung Jawab Pendidikan
Sebagai lembaga pendidikan, pihak sekolah memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan siswanya. Kejadian ini menunjukkan bahwa ada celah dalam sistem pengawasan yang perlu diperbaiki. Sukatno mengaku bahwa pihaknya merasa kecolongan dalam menangani masalah ini.
Martin, seorang pengamat pendidikan, juga menyarankan bahwa sekolah harus secara aktif melakukan pelatihan untuk guru dalam mengenali tanda-tanda perundungan. Awareness tentang pentingnya mengawasi interaksi siswa perlu ditingkatkan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Saat ini, keberadaan program bimbingan konseling di sekolah sangat penting. Guru Bimbingan Konseling (BK) berperan dalam memberikan dukungan dan mediasi bagi siswa yang menghadapi masalah, baik sebagai pelaku maupun korban.
Membangun Lingkungan Sekolah yang Aman dan Sehat
Lingkungan sekolah yang aman dan sehat harus menjadi prioritas utama agar siswa merasa terlindungi. Sekolah perlu membangun budaya positif yang menekankan nilai-nilai saling menghormati di antara siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan educativas dan sosial.
Keterlibatan orang tua juga sangat penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif. Sekolah sebaiknya mengajak orang tua untuk berpartisipasi dalam program-program yang bertujuan menanggulangi perundungan.
Dengan bekerja sama, baik sekolah maupun orang tua dapat menciptakan iklim yang mendukung pertumbuhan karakter positif pada siswa. Pendidikan harus memberikan jalan bagi mereka untuk saling menghargai dan memahami satu sama lain.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now