Rakor Evaluasi Juru Masak dan Alat Sterilisasi Food Tray BGN
Daftar isi:
Badan Gizi Nasional (BGN) baru-baru ini melangsungkan rapat koordinasi untuk menilai pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kegiatan ini melibatkan semua koordinator wilayah, bertujuan untuk memastikan tidak ada insiden keracunan yang terkait dengan program tersebut.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa evaluasi ini penting agar target zero kejadian bisa tercapai. Ia menekankan komitmen untuk meminimalisir masalah dalam pelaksanaan program demi keamanan dan kesehatan penerima manfaat.
Dalam rangka mencapai tujuan ini, Dadan menjelaskan beberapa fokus utama dalam evaluasi yang dilakukan oleh BGN. Poin-poin ini melibatkan aspek penting dari pelaksanaan program yang perlu diperhatikan secara mendetail.
Fokus Utama dalam Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis
Salah satu fokus utama dalam rapat koordinasi adalah jumlah penerima manfaat yang ada di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dadan mengungkapkan bahwa jumlah tersebut harus diturunkan demi efisiensi dan efektivitas program.
Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa semua penerima manfaat mendapatkan makanan bergizi sesuai dengan yang dibutuhkan. Oleh karena itu, pengaturan yang lebih baik tentang jumlah penerima manfaat perlu segera dilakukan.
Kewajiban bagi setiap juru masak untuk memiliki sertifikat juga menjadi topik hangat dalam rapat tersebut. Dengan adanya sertifikasi, juru masak di SPPG diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas dalam memasak, sehingga makanan yang disajikan lebih baik.
Pentingnya Keamanan Bahan Baku Makanan dalam Pelaksanaan Program
Aspek lain yang menjadi perhatian adalah pelaksanaan rapid test untuk bahan baku makanan. Dadan mengusulkan agar sistem ini mencontoh metode yang sudah diterapkan di Jepang, di mana setiap bahan baku diuji untuk memastikan keamanannya.
Pengalaman Jepang menunjukkan bahwa sebagian besar masalah terkait makanan bersumber dari bahan baku yang tidak aman. Melalui rapid test, diharapkan dapat mengurangi kemungkinan risiko yang mungkin terjadi bagi penerima manfaat program.
Program ini juga mencakup pengujian hasil masakan sebelum disajikan, untuk memastikan bahwa makanan yang diberikan benar-benar aman dan sehat. Ini adalah langkah penting yang harus diperhatikan bersama.
Pentingnya Peralatan dan Kualitas Air dalam Layanan Gizi
Selain itu, Dadan juga menunjukkan perlunya pengadaan alat sterilisasi food tray di tiap SPPG. Alat yang diminta harus dapat mengeringkan food tray dalam waktu singkat dengan suhu tinggi, agar lebih steril sebelum digunakan.
Aspek kualitas air yang digunakan dalam program ini juga tak kalah penting. Dadan menekankan bahwa air yang digunakan harus bersertifikat agar aman bagi kesehatan semua yang terlibat dalam program.
Hal ini mencerminkan komitmen BGN untuk menjamin terkenalnya keandalan program MBG dalam menyajikan makanan yang bergizi dan aman untuk masyarakat.
Percepatan Pembangunan SPPG Baru untuk Meningkatkan Akses Gizi
Dalam Rapat Koordinasi ini, Dadan juga membahas percepatan pembangunan ribuan SPPG baru. Target yang ditetapkan adalah mencapai total sebanyak 25.400 SPPG pada akhir tahun 2025, guna memperluas akses masyarakat terhadap program ini.
Pembangunan SPPG yang lebih banyak diharapkan akan mendorong peningkatan distribusi makanan bergizi di berbagai wilayah. Dengan begitu, masyarakat yang membutuhkan akan lebih mudah mendapatkan akses terhadap makanan sehat.
Melalui rakor ini, Dadan berupaya membangkitkan motivasi dan semangat para koordinator wilayah untuk mencapai target tersebut. Sosialisasi tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) terbaru juga menjadi bagian dari pembahasan dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan program.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now









